Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung siap dibangun untuk mengurangi lalu lintas darat yang makin padat. Kereta ini bahkan menjanjikan waktu tempo 45 menit-50 menit mulai dari Dukuh Atas (Jakarta) hingga Gedebage (Bandung).
Menurut Direktur Kerja Sama Pemerintah dan Swasta dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bastari Panji Indra dalam laporannya seperti dikutip detikFinance, Senin (19/3/2012) proyek kereta cepat ini memang tengah digagas pemerintah. Skema kerja sama nantinya berbentuk public private partnership (PPP).
Mitra Indonesia, yakni The Ministry of Land, Infrastructur, Transport and Tourism of Japan (MILT) telah melakukan studi kelayakan awal jalur serta kereta yang digunakan. Dalam penyusunan studi, MILT bekerja sama dengan Japan Railway Techbical Service (JARTS) dan Yachiyo Engineering Co. Ltd).
Hasil studi menunjukkan, penumpang kereta Jakarta-Bandung terbilang minim, 3.600 orang per hari. Bandingkan dengan penumpang yang menggunakan jasa mobil 45 ribu orang per hari, atau bis 18 ribu orang per hari.
Perjalanan menggunakan kereta Jakarta-Bandung pun terbukti paling mahal Rp 80 ribu, dengan waktu tempuh tiga jam . Bandingkan biaya akomodasi menggunakan mobil yang hanya Rp 48.500 atau bus Rp 45 ribu, dengan waktu tempuh sekitar dua jam.
Kenji Endo perwakilan dari MILT menerangkan, dengan pengoperasian kereta cepat yang tengah digagas pemerintah, waktu tempuh Jakarta-Bandung menjadi lebih pendek menjadi 45 menit (super express), dan 50 menit (express).
Jalur kereta cepat ini menghubungkan Dukuh Atas-Bekasi-Karawang-Bandara International Baru (Kabupaten Karawang)-Bandung kota-Gedebage. Dalam studi ini juga menyebut, akan tersedia kereta cepat Jakarta-Bandara baru (Purwakarta) dengan waktu tempuh 20 menit.
"Hari ini akan dipaparkan hasil feasibility study. Dimana proyek ini menghubungkan Jakarta-Bandung sepanjang 144 Km. Ini menjadi awal yang baik," ungkap Bastari ketika ditemui sebelum Seminar Kereta Super Cepat Jakarta-Bandung di Hotel Nikko, Senin (19/3/2012).
Rencana pemerintah dalam pembangunan kereta cepat ini tidak lepas dari asumsi penumpang Jakarta-Bandung yang terus bertambah setiap tahunnya. Berdasarkan studi MLIT, tahun 2020 akan ada 68 ribu penumpang yang berpindah dari Jakarta-Bandung. Penumpang ini menggunakan moda transportasi berbiaya murah sekitar Rp 50 ribu. Sedangkan pada 2050, penumpang yang akan melintas 186 ribu orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar