Senin, 25 April 2011

sejarah internet indonesia

Share

Millenium Internet Roadshow 2001 (MIR2001) yang bermarkas di mir2001@yahoogroups.com adalah sebuah acara roadshow sosialisasi & diskusi Internet yang di awali di Medan pada tanggal 1 Maret 2001 ke lima belas (15) kota di seluruh Indonesia untuk tahap pertama. Untuk tahap ke dua rencananya akan dilanjutkan di kota-kota lain Insya Allah bulan September 2001 mendatang.


Seluruh koordinasi panitia dilakukan menggunakan Internet yang bermarkas di mir2001@yahoogroups.com. Teman-teman seperti Heru Nugroho hn@melsa.net.id yang juga salah satu anggota dewan ketua Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merupakan motor MIR2001 yang di dampingi oleh rekan Sonny Pasaka dari Multi Media Promo dan RM Roy Suryo roy@ugm.ac.id yang bertindak sebagai Public Relation MIR 2001. Ke tiga rekan ini di bantu institusinya masing-masing bekerja mendatangkan pembicara tingkat nasional dari Jakarta.


Di berbagai kota di daerah penyelenggaraan dilakukan oleh panitia lokal melalui mailing list mir2001@yahoogroups.com. Yang unik dalam penyelenggaraan ini, hampir semua panitia tidak pernah bertemu muka satu sama lain secara fisik, semua koordinasi praktis dilakukan melalui internet tanpa pertemuan secara fisik yang mahal. Bayangkan, tanpa saling mengenal sebelumnya, tanpa pertemuan fisik, hanya mengandalkan diskusi di mailing list di Internet ternyata kita mampu menyelenggarakan acara di multi kota, multi hari yang cukup melelahkan - semua menunjukan bahwa Internet dapat menjadi media yang sangat positif dan dipercaya.


Acara MIR 2001 di setiap kota sangat beragam sekali, selain acara seminar juga ada berbagai acara yang di selenggarakan oleh panitia lokal baik itu berupa pameran, workshop, acara cepat tepat untuk mensosialisasikan internet kepada masyarakat lokal.


Format yang digunakan dalam acara seminar MIR 2001 tampaknya cukup standar, sesudah pembukaan yang biasa dilakukan oleh petinggi lokal di daerah masing-masing di lanjutkan dengan penjelasan tentang kebijakan nasional bidang telekomunikasi & informatika oleh pejabat pemerintah seperti Menteri Ristek (AS Hikam), Team Koordinasi Telematika Indonesia, DIKNAS, POSTEL dll. tergantung pejabat mana yang hadir dari Jakarta. Penjelasan dilanjutkan dengan berbagai teknologi informasi oleh pihak sponsor seperti Satelindo, Telkom, Indosat, Pasific Satellite Nusantara dll dan di siang hari sesudah makan siang dilakukan diskusi panel untuk memperoleh masukan dari masyarakat lokal di daerah masing-masing untuk kebijakan Teknologi Informasi nasional.


Bagian diskusi panel sering kali merupakan bagian yang paling seru dalam acara seminar MIR tersebut. Berbagai complain tentang banci-nya kebijakan pemerintah, ketidak mampuan operator dalam memberikan servis, kesulitan memperoleh saluran telepon di daerah apalah di lokasi yang jauh dari kota, kesulitan informasi & pengetahuan tentang teknologi informasi, pembajakan software terutama Microsoft, sosialisasi Linux, teknik maupun pola pemodalan untuk warung internet (WARNET). Acara diskusi panel menjadi semarak dengan banyaknya bonus & hadiah bagi para penanya terutama CD Mencerdaskan Bangsa APKOMINDO ke 1 yang menjadi standar sebagai bonus bagi 10-15 penanya pertama.


Terus terang saya sangat terharu melihat rekan-rekan di daerah tsb. tampaknya isu-isu sekitar pengetahuan praktis tentang teknologi informasi menjadi isu sentral yang amat sangat di dambakan oleh rekan-rekan di daerah yang ingin sekali maju akan tetapi terhambat oleh sukarnya memperoleh pengetahuan & informasi tentang teknologi informasi itu sendiri.


Berbasiskan fenomena dasar tersebut, tampaknya impact yang lebih besar akan bisa diperoleh jika sebagian besar waktu dapat dialokasikan untuk hal-hal yang lebih praktis lagi tentang teknologi informasi. Mulai dari pengenalan komputer, pengenalan internet, hingga teknik yang lebih kontemporer seperti teknik pembangunan Wireless Internet Point of Precense (WiPOP), Teknik Wireless Internet di 2.4GHz, teknik komunikasi cahaya pada kecepatan 155-622Mbps, teknik instalasi WARNET maupun teknik-teknik mendasar seperti teknik TCP/IP, teknik routing, teknik e-mail, teknik DNS dll. yang menjadi dasar bagi pembangunan Internet lokal.


Memang harus di akui bahwa MIR2001 hanyalah pembuka wawasan dan media untuk memberikan masukan bagi regulator tentang apa yang perlu dilakukan untuk memberdayakan bangsa ini dari kebodohan dan mengangkatnya dari lembah keterpurukan. Harus dilakukan banyak sekali tindak lanjut apakah itu berupa workshop yang lebih detail, penulisan buku, penulisan artikel teknologi informasi yang akan memberikan bekal lebih dalam lagi kepada rekan-rekan di daerah untuk bisa berdiri di atas kakinya sendiri tanpa perlu tergantung kepada utangan Bank Dunia, IMF, ADB dll.


Saya masih yakin bahwa kita akan mampu untuk mengerjakan ini semua tanpa utangan Bank Dunia, IMF & ADB yang hanya membebani masyarakat saja. Rakyat Indonesia bukanlah rakyat yang miskin - mereka masih mampu untuk hidup sejahtera dengan kondisi yang ada saat ini, terutama di daerah yang dengan kondisi jatuhnya Rupiah justru sangat di untungkan pada saat melakukan transaksi Agribisnis ke luar negeri.


Sumber : http://opensource.telkomspeedy.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mungkin anda meminati :